Sederet Gitaris Indonesia Memboyong Gelar Juara di Negeri Sakura

28-06-2018 16:47

Art Music Today


Art Music Today Image

Catatan: 

Artikel ini adalah sebuah liputan yang ditulis oleh Dian Yuliastuti (Redaktur Koran Tempo) dan telah dimuat pada 28 Juni 2018. Diberitakan kembali di artmusictoday.org dengan segala harapan baik. 

*

Ensambel gitar Indonesia bersaing ketat dalam kompetisi gitar klasik di Tokyo. Mengalahkan tuan rumah. 

Tiada yang lebih membanggakan ketika nama mereka disebut saat pengumuman peme- nang. Para gitaris kla- sik muda Indonesia dari Yogyakarta itu memborong gelar juara dalam Japan International Ensemble Guitar Festival (JIEGF) ke- 30 di Tokyo pada 24 Juni lalu. Duo Rocky ditetapkan sebagai juara pertama dan duo terbaik. Lalu Nocturnal Guitar Quartet dinobatkan sebagai juara ketiga dan merebut Harumi Award—piala bagi peserta yang tampil istimewa untuk bagian sesi gitar modern. Sedangkan Nabita Guitar Duo merebut Best Student Award.

Ada empat kelompok gitaris yang mewakili Indonesia untuk pertama kalinya sejak 30 tahun penyelenggaraan JIEGF ini. Mereka adalah Duo Rocky, Nocturnal Guitar Quartet, Nabita Guitar Duo, dan Duo Anantara. Keempat kelompok ensambel itu tergabung dalam komunitas Indonesia Classical Guitar Collective, asosiasi baru untuk mempromosi- kan gitaris muda Indonesia di ranah internasional. Mereka adalah para gitaris berprestasi dan sudah tampil di berbagai kompetisi di tingkat nasional ataupun regional.

Vaizal Andrians, salah seorang anggota Nocturnal, mengatakan cukup bangga bisa meraih prestasi di fes-tival ini. Menurut dia, para gitaris Indonesia dalam tiga dekade ini memang tertinggal. Tidak banyak yang ikut serta dalam berbagai festival atau kompe- tisi di luar negeri karena berbagai faktor.

Menurut Vaizal, para juri mengatakan karya yang mereka bawakan sangat menantang dan mempunyai tingkat kesulitan tinggi. “Karya Uarekena memang diciptakan khu- sus untuk format kuartet gitar,” ujar Vaizal kepa- da Tempo melalui apli- kasi WhatsApp. Mereka juga tidak menyangka akan memboyong Harumi Award. “Penghargaan itu langsung dari AndrewYork, salah satu komponis dan pemain gitar terbaik.”

Vaizal juga menuturkan para gitaris tuan rumah merupakan pesaing terberat. Menurut dia, perkembangan musik gitar klasik dan ensambel gitar di sana sangat maju di kawasan Asia.

Kemenangan para gitaris muda ini mendapat sambutan dari musikus dan pengelola Art Music Today, Erie Setiawan. “Mereka ini hebat dan aset bangsa. Nah, untuk festival di Jepang ini, mereka punya persiapan yang sangat matang,” tutur Erie, yang juga memberi pelatihan kepada tim ensembel, kepada Tempo, Selasa lalu.

Festival ini merupakan salah satu acara tahunan yang diselenggarakan Asosiasi Ensambel Gitar Jepang dengan mengundang grup gitar ensambel dari berbagai negara. Festival tersebut menjadi tolok ukur perkembangan musik klasik di tingkat Asia dan menjadi kejuara- an bergengsi bagi kelompok gitaris. Menurut Erie, gitaris Indonesia jarang mengikuti festival dalam ensambel atau kelompok. Yang lebih sering diikuti adalah kompetisi tunggal.

Mereka menyiapkan diri sejak enam bulan lalu dengan skema latih- an mingguan dan konser uji coba. Konser uji coba pertama dilakukan di The Japan Foundation, Jakarta, pada April lalu dan uji coba kedua digelar di Universitas Sebelas Maret Surakarta pada Mei lalu. Menurut Erie, persiapan itu merupakan proses kolektivitas. Mereka mena- warkan perubahan penting dari pola pikir pada masa lalu dengan memaknai persaingan, baik antarin- dividu maupun kelompok, sebagai persahabatan. “Yang menarik, mereka tidak cuma berlatih terpisah (per kelompok/ensambel), tapi juga sering membikin latihan bersama dan saling berdiskusi.”

Nocturnal, menurut Erie, sering menyabet gelar juara di mancanegara, seperti di Italia dan Malaysia. Mereka dimentori oleh sejumlah musikus, salah satunya komposer Bakti Setiaji. Sedangkan Rahmat Raharjo menjadi guru bagi gitaris muda. Erie kebagian menajamkan sisi musikalitas dan performativitas.

Selepas acara di festival ini, mereka tampil dalam acara konser kebudayaan dalam rangka 60 tahun hubungan bilateral Indonesia-Jepang di National Graduate Institute for Policy Studies di Tokyo pada 27 Juni. Setelah itu, mereka bersiap menggelar konser di Yogyakarta pada 18 Juli mendatang. Nocturnal, kata Vaizal, juga akan berkonsentrasi menyiapkan rekaman album mereka sepulang dari kompetisi di Jepang ini.

NB: Album Nocturnal akan diproduseri oleh Art Music Today Publisher yang sejauh ini konsisten mendukung talenta musik klasik dan kontemporer di Indonesia.

Foto: Roby Handoyo. 

 

 

 

 

 

 

2520 x dilihat

Prev Next

Login Member

forgot password?
Kabar Berita
PERJALANAN BUNYI YUDANE

5082 x dilihat