SEGERA TERBIT BUKU GHIYAR Harmoni dan Resiliensi Seniman Pinggiran Catatan Etnografi Musik Tradisi Timur Jawa

01-09-2025 11:36

Art Music Today


Art Music Today Image

SEGERA TERBIT

Judul Buku: 

GHIYAR Harmoni dan Resiliensi Seniman Pinggiran Catatan

Etnografi Musik Tradisi Timur Jawa

 

Penulis: Panakajaya Hidayatullah  

ISBN: Dalam proses

Harga: Rp. 129.000,- 

Detail: Ukuran buku 15 x 23 cm; Tebal 200 hal; Full color.

 

Sinopsis: 

Perjalanan penelitian etnografi ini dimulai dengan rasa ingin tahu. Bagaimana mungkin tradisi musik yang begitu kaya, yang telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat selama ratusan tahun, bisa bertahan dalam kondisi yang serba menekan? Apa yang membuat sebuah budaya memilih untuk menyesuaikan diri alih-alih menghilang? Dan, apa yang sebenarnya mereka pertahankan? Pertanyaan-pertanyaan itu membawa saya ke tiga daerah di Jawa Timur: Bondowoso, Probolinggo, dan Madura (Sumenep-Pamekasan). Di sinilah saya menemukan cerita-cerita yang tidak hanya membuka mata, namun juga hati dan empati. Catatan etnografi ini adalah bagian dari penelitian doktoral saya di Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, Universitas Gadjah Mada yang saya kerjakan dari tahun 2021-2024. Namun, di luar itu, perjalanan ini juga adalah perjalanan personal saya, sebuah upaya untuk memahami hubungan antara seni, masyarakat, dan keyakinan.

Fokus penelitian saya adalah fenomena adaptasi musik, di mana gamelan logam yang dulu menjadi inti dari sebuah tradisi, kemudian berubah menjadi “gamelan” berbahan membran. Dua ansambel membran yang menjadi pusat perhatian saya adalah: Kemplang di Bondowoso dan Terbhâng Ghendhing di Probolinggo. Ansambel membran ini tidak lahir dari kemudahan, tetapi dari keterpaksaan. Di masa lalu, otoritas agama melarang masyarakat memainkan gamelan logam, memaksa tradisi itu hampir lenyap, tetapi di tengah larangan itu, muncul solusi dari kiyai-kiyai kampung yang kreatif. Lahirlah “gamelan” membran yang mampu memainkan gending, sehingga tradisi tetap hidup, meski dalam wujud yang berbeda.

Menariknya, tradisi ini dipraktikkan oleh komunitas Madura migran. Meski mereka telah bermigrasi ke tanah Jawa selama beberapa generasi, budaya Madura tetap hidup dalam diri mereka, termasuk gending-gending gamelan Madura. Dalam penelitian etnografi ini, saya ingin memahami, mengapa tradisi ini terus mereka pertahankan? Apa yang membuat mereka bertahan, meskipun dunia seolah memaksa mereka untuk melupakan?

Pemesanan bisa dilakukan dengan menghubungi:

WhatsApp: 0895341875712 atau 085729809236

Instagram: @amtpublisher_

Marketplace: Tokopedia/Penerbit AMT

 

 

 

63 x dilihat

Prev Next

Login Member

forgot password?
Kabar Berita